pacman, rainbows, and roller s
a. Pengertian membacapermulaan
Membaca permulaan dalam pengertian ini adalah membacapermulaan dalam teori keterampilan, maksudnya menekankan pada proses penyandian membaca secara mekanikal. Membaca permulaan yang menjadi acuan adalah membaca merupakan proses recoding dan decoding (Anderson, 1972: 209).Membaca merupakan suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual. Dengan indera visual, pembaca mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta kombinasinya. Melalui proses recoding, pembaca mengasosiasikan gambar-gambar bunyi besertakombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses tersebut, rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasikata, kelompok kata, dan kalimat yang bermakna.
Disamping itu, pembaca mengamati tanda-tanda baca untuk mrmbantu memahami maksud baris-baris tulisan. Proses psikologis berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Melalui proses decoding, gambar-gambar bunyi dan kombinasinya diidentifikasi, diuraikan kemudian diberi makna. Proses ini melibatkan knowledge of the world dalam skemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan (Syafi’ie, 1999: 7).
Menurut La Barge dan Samuels(dalam Downing and Leong, 1982: 206) proses membaca permulaan melibatkan tiga komponen, yaitu (a) visual memory (vm), (b) phonological memory (pm), dan (c) semanticmemory (sm). Lambang lambang fonem tersebut adalah kata, dan kata dibentuk menjadi kalimat. Proses pembentukan tersebutterjadi pada ketiganya. Pada tingkat VM, huruf, kata dan kalimat terlihat sebagai lambang grafis, sedangkan pada tingkat PM terjadi proses pembunyian lambang. Lambang tersebut juga dalam bentuk kata, dan kalimat.
Proses pada tingkat ini bersumber dari VM dan PM. Akhirnya pada tingkat SM terjadi proses pemahaman terhadap kata dan kalimat.
Selanjutnya dikemukakan bahwa untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan (a) lambang-lambang tulis, (b) penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan (c) memasukkan makna dalam kemahiran bahasa.
Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki ketrampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh ketrampilan / kemampuan membaca.
Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melaluitulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut,untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan (a) lambang-lambang tulis, (b) penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan (c) memasukkan makna dalam kemahiran bahasa.Membaca permulaan merupakan suatu proses ketrampilan dan kognitif. Proses ketrampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat.
1. b. Pembelajaran membaca permulaan
Pembelajaran memabaca permulaan diberikan di kelas Idan II. Tujuannya adalah agarsiswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut (Akhadiah, 1991/1992: 31). Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca ( learning to read ). Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan.Tingkatan ini disebut sebagai membaca untuk belajar ( reading to learn ). Kedua tingkatan tersebut bersifat kontinum, artinya pada tingkatan membaca permulaan yang fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan, telah dimulai pula pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman walaupun terbatas. Demikian juga pada membaca lanjut menekankan pada pemahamanisi bacaan, masih perlu perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik membaca permulaan
c. Metode-metode membaca permulaan
Metode adalah cara yang telahteratur dan terpilih secara baik untuk mencapai suatu maksud, cara mengajar (KBB,1984: 649). Sedangkan yang dimaksud dengan membaca permulaan adalah pengajaran membaca awal yang diberikan kepada siswa kelas 1 dengan tujuan agar siswa terampil membaca serta mengembangkan pengetahuanbahasa dan keterampilan bahasa guna menghadapi kelas berikutnya.
Dalam pembelajaran membaca permulaan, ada berbagai metode yang dapat dipergunakan , antara lain (1)metode abjad (2) metode bunyi (3) metode kupas rangkai suku kata (4) metode kata lembaga (5) metode global dan (6) metode Struktual Analitik Sinteksis (SAS).(Alhkadiah,1992: 32-34).
a) Metode abjad dan metode bunyi
Menurut Alhkadiah,kedua metode ini sudah sangat tua. Menggunakan kata-kata lepas, misalnya:
Metode abjad : bo-bo-bobo
la-ri-lari
Metode bunyi : na-na-nana
lu-pa-lupa
b) Metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga
Kedua metode ini menggunakan cara mengurai dan merangkaikan. Misalnya:
Metode kupas rangkai suku kata : ma ta-ma ta
pa pa-pa pa
Metode kata lembaga : Bola-bo-la-b-o-l-a-b-o-l-a-bola
c) Metode global
Metode global timbul sebagai akibat adanya pengaruh aliran psikologi gestalt, yang berpendapat bahwa suatu kebulatan atau kesatuan akanlebih bermakna daripada jumlah
bagian-bagiannya.Memperkenalkan kepada siswa beberapa kalimat, untuk dibaca.
d) Metode SAS
Metode ini dibagi menjadi 2tahap, yaitu: (1) tanpa buku (2) menggunakan buku.Mengenai itu, Momo(1987) mengemukakan beberapa cara yaitu:
1. Tahap tanpa buku, dengan cara:
- Merekam bahasa siswa
- Menampilakn gambar sambil bercerita
- Membaca gambar
- Membaca gambar dengan kartu kalimat
- Membaca kalimat secara struktual (S)
- Proses Analitik (A)
- Proses Sintetik (S)
2. Tahap dengan buku, dengan cara:
- Membaca buku pelajaran
- Membaca majalah bergambar
- Membaca bacaan yang disususn oleh guru dan siswa.
- Membaca bacaan yang disusun oleh siswa secara berkelopok.
- Membaca bacaan yang disusun oleh siswa secara individual.
Metode ini yang dipandang paling cocok dengan jiwa anakatau siswa adalah metode SASmenurut Supriyadi dkk (1992).Alasan mengapa metode SAS ini dipandang baik adalah:
*. Metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umum, bahwa bentuk bahasa yang terkeciladalah kalimat.
*. Metode ini memperhitungkanpengalaman bahasa anak.
*. Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri.
Kelemahan metode SAS, yaitu:
*. Kurang praktis
*. Membutuhkan banyak waktu
*. Membutuhkan alat peraga